Seorang anak perempuan memiliki kecenderungan untuk melewatkan 6 hari sekolah setiap bulannya karena menstruasi. Pada akhirnya menyebabkan 23% dari mereka putus sekolah ketika memulai masa remaja.
-Sebuah laporan dari 'Diginity For Her'
Kemiskinan Menstruasi
di Indonesia

Istilah "Kemiskinan Menstruasi" berhubungan dengan ketidakberuntungan para perempuan di daerah terpencil yang tidak mempunyai akses produk menstruasi dan edukasi. Efek dari "Kemiskinan Menstruasi" yang diasosiasikan dengan stigma budaya lokal telah melahirkan isu sosial, fisik dan kesehatan mental yang mendalam untuk para remaja perempuan.
Para perempuan yang tinggal di daerah terpencil terpaksa melewati siklus menstruasi menggunakan material yang tidak higienis seperti kardus dan daun kering yang dapat menyebabkan infeksi. Penggunaan material yang kurang memadai ini sering kali menyebabkan masalah yang membuat malu dan stres.
Ketika produk menstruasi bisa dibeli dengan murah dan mudah, produk produk tersebut mengandung material sintetis yang berbahaya untuk kesehatan.

Ketidaksetaraan Gender
"Pada kunjungan kami ke Sumba, kami mendengar bahwa anak-anak perempuan melewati siklus menstruasinya dengan duduk di atas kardus pada lantai kotor."
- Bumi Sehat
Kemiskinan menstruasi yang dianggap lazim di indonesia terus berlanjut menjadi diskriminasi pada perempuan yang sangat merugikan kesehatan dan edukasi mereka. Pada akhirnya terjadi kesenjangan antar gender yang lebih jauh.
Sebagai contoh, ketika seorang perempuan tidak pergi sekolah setiap kali sedang menstruasi, ia akan tertinggal 145 hari sekolah dibandingkan dengan murid laki-laki.


MOOVE berkolaborasi dengan Bumi Sehat, sebuah organisasi non-profit berbasis di Bali, Indonesia yang didirikan pada tahun 1995, melalui program 'Moon Time rEvolution' Program ini bertujuan untuk menyediakan alternatif produk menstruasi yang dapat dipakai ulang bagi perempuan yang kurang mampu di Bali, Indonesia.

MOOVE berkolaborasi dengan Bumi Sehat, sebuah organisasi non-profit berbasis di Bali, Indonesia yang didirikan pada tahun 1995, melalui program 'Moon Time rEvolution' Program ini bertujuan untuk menyediakan alternatif produk menstruasi yang dapat dipakai ulang bagi perempuan yang kurang mampu di Bali, Indonesia.

MOOVE telah bermitra dengan organisasi non-pemerintah (NGO) English Goes to Kampung yang dipimpin oleh Asty Kulla, untuk mendistribusikan produk di seluruh Sumba. Asty Kulla membantu para pemuda dengan mengadakan kelas bahasa Inggris gratis, untuk memberi mereka lebih banyak peluang setelah mereka menyelesaikan sekolah.