Miliaran pembalut dan tampon sekali pakai dibuang
setiap tahunnya dan membutuhkan waktu 800 tahun untuk terurai.
Dampak Apa Saja yang Diakibatkan Oleh Pembalut dan Tampon Pada Bumi?
Dari 270 juta orang di Indonesia pada tahun 2020, sekitar 67,5 juta orang adalah perempuan yang melewati masa menstruasi setiap bulannya. Jika setiap perempuan menggunakan 15 pembalut sekali pakai setiap bulannya, 1 miliar pembalut bekas di Indonesia dibuang setiap bulan atau 12 miliar dalam 1 tahun.
pembalut bekas yang dibuang setiap tahun di Indonesia.
Tidak ada satupun yang bisa didaur ulang dan jutaan pembalut berakhir di lautan.
Bagaimanakah Hal Ini Memengaruhi Hidup Kita?
Sebuah penelitian menemukan bahwa pembalut sekali pakai mengandung super-absorbent polymers (SAP), yang tidak bisa terurai dan sangat berbahaya untuk kesehatan jika dikonsumsi
Pembalut dan tampon bekas yang berakhir di pembuangan akan mengontaminasi tanah, air dan udara. Secara perlahan melepaskan 17 miliar nanoplastik yang lalu terserap oleh algae - produsen makanan pokok pada bagian bawah rantai makanan. Komponen plastik yang sudah terserap lalu terakumulasi di sepanjang rantai makanan dan menjadi sangat berbahaya untuk organisme lebih besar yang pada akhirnya dikonsumsi oleh kita, manusia.

2 Tahun Penggunaan Dapat Mengurangi Sampah 10x
yang dipakai selama 2 tahun



untuk digunakan lagi di bulan depan

dan baru terurai setelah
800 tahun
dalam 2 tahun


Bagaimana Cara 
Mengurangi Dampak Pada Lingkungan?
Kami selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan proses kami untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Material sustainable dengan sertifikasi OEKO-TEX®

Kemasan tanpa plastik yang dapat didaur ulang
