Gratis ongkos kirim untuk pesanan di atas Rp 300.000 atau $75 USD

Sumbangkan 1 celana dalam setiap pembelian 2 celana dalam MOOVE

Didesain dan dibuat secara sustainable

MOOVE_BRANDMARK_AUBERGINE

Miliaran pembalut dan tampon sekali pakai dibuang setiap tahunnya dan membutuhkan waktu 800 tahun untuk terurai.

Dampak Apa Saja yang Diakibatkan Oleh Pembalut dan Tampon Pada Bumi?

Dari 270 juta orang di Indonesia pada tahun 2020, sekitar 67,5 juta orang adalah perempuan yang melewati masa menstruasi setiap bulannya. Jika setiap perempuan menggunakan 15 pembalut sekali pakai setiap bulannya, 1 miliar pembalut bekas di Indonesia dibuang setiap bulan atau 12 miliar dalam 1 tahun.

0

pembalut bekas yang dibuang setiap tahun di Indonesia.
Tidak ada satupun yang bisa didaur ulang dan jutaan pembalut berakhir di lautan.

Bagaimanakah Hal Ini Memengaruhi Hidup Kita?

Sebuah penelitian menemukan bahwa pembalut sekali pakai mengandung super-absorbent polymers (SAP), yang tidak bisa terurai dan sangat berbahaya untuk kesehatan jika dikonsumsi

Pembalut dan tampon bekas yang berakhir di pembuangan akan mengontaminasi tanah, air dan udara. Secara perlahan melepaskan 17 miliar nanoplastik yang lalu terserap oleh algae - produsen makanan pokok pada bagian bawah rantai makanan. Komponen plastik yang sudah terserap lalu terakumulasi di sepanjang rantai makanan dan menjadi sangat berbahaya untuk organisme lebih besar yang pada akhirnya dikonsumsi oleh kita, manusia.

2 Tahun Penggunaan Dapat Mengurangi Sampah 10x

Celana Dalam MOOVE
Produk Menstruasi Sekali Pakai
Produk Menstruasi
yang dipakai selama 2 tahun
4 Celana dalam menstruasi
384 pcs
Perlakuan setelah produk digunakan
Dicuci dan disimpan kembali ke lemari
untuk digunakan lagi di bulan depan
Dibuang ke tempat sampah
dan baru terurai setelah
800 tahun
Sampah produk menstruasi yang dihasilkan
dalam 2 tahun
Sampah
Sampah

Bagaimana Cara
Mengurangi
Dampak Pada Lingkungan?

Kami selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan proses kami untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Material sustainable dengan sertifikasi OEKO-TEX®

Kemasan tanpa plastik yang dapat didaur ulang

Kualitas dan kekuatan produk kami yang didesain untuk bertahan lama

Perubahan
dimulai
dari
kamu

The Easy Breezy

$USD26,90
$USD13,45

The Everyday

$USD32,90
$USD16,45

The Boss

$USD36,90
$USD18,45

The All-Nighter

$USD39,90
$USD19,95



Pilih negara pengiriman

Shopping cart
There are no products in the cart!

Dead whale in Indonesia had swallowed kilos of plastic

The 31.17 foot sperm whale was found near Kapota island in Wakatobi National Park, Indonesia with 13.2 pounds (6Kg) of plastic waste in its stomach. Source : CNN

Seabird ingesting pollution warn scientist

Most of the seabrids examined for a study of the effect of marine plastic pollution have swallowed plastic.

Research, including scientist from North Highland College UHI's Environmental Research Institute in Thurso, investigated 34 species.

They found 74% of them had ingested plastic.

The research involved seabird colonies in northern Europe, Russia, Scandinavia, Greenland, Svalbard, the Faroes and Iceland.

Species with the highest levels of plastic ingestion included northern fulmar, Manx shearwater and hearing gull.

Seabirds will also found to be at risk, of becoming entangled in pieces of plastic.

RSPB's Center if Conservation Science also worked on the study, which has been published in the journal Environment Pollution

Viral: Turtle tangled in rubbish rescued by Bali beach cleanup crew

An image of a turtle in Bali, tangled up in floating plastic trash has quickly gone viral on social media this past week.

While the image of the struggling sea turtle stuck in rubbish is a sad one, the popular photo has a feel-good element, to it - the turtle was apparently rescued from drowning in the garbage by a Bali beach cleanup crew from the US-based eco-oriented company, 4 ocean.

"Our Bali cleanup crew was out doing what they do best, cleaning the ocean when they spotted this turtle" the photo's instagram caption reads.

"They were able to untangle the turtle and continues cleaning the ocean to prevent other turtles from getting stuck."

4ocean was started by a pair of suffer after a trip to Indonesia, who faced a depressing, yet common experience when paddling out in Bali, especially during the island's wet season: surfing amongst heaps of plastic.

Pilih negara pengiriman